Photobucket
//Seyikkkk :)

Assalamualaikum
Akhi & Ukhti :)


Welcome di Blog aku yang sederhana ini, semoga apa yang aku posting bisa bermanfaat :) Be nice here ;)
Status : KAMU


Arsip Blog


Tagboard
Footprints here!


cbox code here

Credits

Basecode: Nadya.
Full edit: SitiSyuhadah
Re-Edit by: MILA

Ikhlas itu menyenangkan, tapi sulit dijalani
Ketika aku mengetahui bahwa kamu telah mendapatkan penggantiku, ntah aku harus bagaimana ....
Sikap apa yang harus aku tunjukkan, sedih ? senang ? atau bahkan aku harus mengangis ???
Sedih ? apalagi sampai menangis ?? tentu saja tidak :)
Jelas ini yang aku inginkan dari dulu, melihatmu mencari dan mendapatkan penggantiku yang lebih pantas untukmu...
Tapi mengapa ketika hal itu telah terwujud, hati ini terasa amat sakit...
Apa sebenaarnya yang aku inginkan ??? Mengapa sifatku sangat plinplan ?? Kenapa aku menjadi munafik seperti ini ?? Membohongi diriku sendiri...

Aku sadar, jika aku harus marah, lantas marah karena alasan apa ?? Disisi lain aku sadar bahwa aku hanyalah seonggok kenangan di masa lalumu dan tidak lebih.
Apa-apaan ini ?? Aku tertawa dengan begitu girangnya, tapi mengapa air mata ini terus berjatuhan ??
Ya tuhan, sandiwara apa yang aku perbuat ini ?? Apakah memang skenarionya harus seperti ini ??
Kenapa aku harus mendapat peran seperti ini ?? Kenapa aku tidak mendapat peran antagonis saja ?? Yang tidak harus bersusah payah mengeluarkan air mata untuk orang yang bahkan tidak mempedulikanku lagi ??

Seharusnya ini yang membuatku lega. Situasi serta kondisi seperti ini yang aku idamkan sejak dulu. Tapi, disaat semua telah terjadi, kenapa justru aku ingin membalik waktu dan ingin kembali ke masa lalu ??
Masa lalu ?? Oh mungkin peran antagonis yang kuinginkan sekarang, telah aku lakukan dimasa lalu kemarin. Mungkin peran tersebut telah sukses membuatku sampai pada keadaan seperti ini.
Keadaan saat ini yang membuatku sangat rapuh, hancur, bahkan rasanya aku ingin berteriak sekencang mugkin.

Bukan aku cemburu karena kamu telah mendapatkan yang baru. Rasa kecewa yang aku rasakan yang membuatku sakit. 
Aku ingat betul perkataanmu dulu yang selalu meyakinkanku, tapi tidak ada satupun yang kau buktikan.
Ahh mengingat itu semuah membuat otakku terasa ingin pecah. Buat apa aku masih mengingat itu semua ?? Sementara saat ini kamu sudah sangat bahagia, bersama perempuan yang mungkin mempunyai segalanya dibandingkan aku.

Sudahlan aku tidak ingin mengais ngais masa lalu. Dengan mengingat itu semua rasa sakit ini akan bertambah parah.
Biarlah aku simpan dengan rapat kepedihan serta kekecewaan di hati ini. 
Aku harus bahagia, karena telah mengambil keputusan yang sangat tepat telah melepaskan seorang pria munafik seperti kamu.
Kesedihan dan kelemahanku ini justru akan membuatmu merasa hebat. 

Aku yakin, terselip begitu banyak hikmah yang akan Allah berikan padaku.
Aku yakin bisa menjadi kuat, masih banyak orang yang menyayangiku.
Mungkin dengan keadaan seperti ini, Allah akan mengirimkan aku seseorang yang akan benar-benar menghalalkanku untuk menuju Ridho-Nya.